Upayakan Percepatan Deteksi Postpartum Blues, Tim Dosen Prodi D3 Keperawatan Ciptakan rancangan smart diagnosting system

Gambar 1. Wawancara Mendalam dengan Narasumber
Tim dosen Prodi Keperawatan Program Diploma Tiga melaksanakan kegiatan penelitian yang bertema rancangan smart diagnosting system dalam upaya percepatan postpartum blues. Kegiatan ini merupakan Hibah Penelitian Dosen Pemula dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Tekhnologi. Adapun Tim peneliti terdiri dari tim dari Universitas Kusuma Husada (UKH) Solo dan Peneliti dari Universitas Muhammadiyah Surakarta yang terdiri atas Intan Maharani Sulistyawati Batubara sebagai ketua peneliti, Mellia Silvy Irdianty dan Dias Aziz Pramudita sebagai anggota peneliti. Selain itu, tiga mahasiswa juga turut terlibat dalam kegiatan yaitu Adinda Malika Putri, Davinda Safa Felisa dan Agatha Safira. Penelitian tersebut dilaksanakan di wilayah Dinas Kesehatan Kota Surakarta, yaitu di puskesmas Sibela dan Posyandu Merdisiwi B.
Gambar 2. Forum Grup Discussion di Puskesmas Sibela
Penelitian ini menggunakan metode mix method dengan tahap pertama meliputi penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam pada berupa 16 partisipan berupa 5 pasangan ibu postpartum dan 5 suami serta 6 pelaksana pelayanan kesehatan (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, psikolog, dokter umum, perawat, bidan dan kader) di wilayah Puksesmas Sibela Kota Surakarta. Tahap kedua meliputi penelitian kuantitatif pada 60 ibu post partum yang berada di wilayah Puskesmas Sibela. Berdasarkan wawancara dengan 16 partisipan dihasilkan bahwa layanan terkait deteksi postpartum blues belum dilaksanakan secara optimal baik di ranah rumah sakit ataupun puskesmas. Selain itu, partisipan baik ibu postpartum dan suami belum memahami secara jelas terkait dengan kejadian postpartum blues. “ Saya tidak paham apa itu postpartum blues, tetapi saya sering kali merasakan sedih tiba- tiba, menangis sendiri tanpa tahu sebabnya,†papar partisipan dalam wawancara mendalam dengan peneliti. Selain itu berdasarkan wawancara juga didapatkan bahwa ibu lebih memilih untuk menggunakan layanan digital untuk bisa memudahkan dalam deteksi postpartum blues dengan fitur menarik dan mudah diakses di handphone.
Survey yang dilaksananakan kepada 60 responden juga menyatakan bahwa mayoritas responden memilih fitur layanan handphone karena lebih praktis dibandingkan media lain. Selain itu, ibu postpartum juga memilih untuk bentuk layanan berupa deteksi dini postpartum blues, konsultasi, materi, grup ibu hamil, rujukan online. Hal ini disampaikan dalam wawancara mendalam, bahwa layanan dengan fitur lengkap akan semakin meningkatkan keberhasilan deteksi dini postpartum. Mayoritas responden memilih suami terlibat dalam aplikasi deteksi dini, selain itu perankader, bidan, perawat, dan dokter spesialis kebidanan kandungan (SpOg) memiliki peran penting untuk sebagian ibu. Sedangkan terapi yang diharapkan oleh ibu postpartum berupa terapi musik, video lucu, video meditasi/yoga sebagai bentuk terapi ketika ibu sedang merasa cemas, merasa lelah saat melakukan perawatan pada bayi. Utamanya video lucu dirasa menjadi bentuk healing tersendiri pada ibu postpartum ketika ibu sedang merasa sedih secara tiba – tiba. Selain itu, responden juga mengharapkan layanan digital juga dilengkapi dengan direktori yang terhubung dengan pelayanan Kesehatan terdekat.
Melalui kegiatan penelitian smart diagnosting system yang diadakan oleh Universitas Kusuma Husada ini diharapkan dapat menghasilkan bentuk rancangan aplikasi yang diharapkan oleh seluruh ibu postpartum, keluarga dan tenaga Kesehatan guna meningkatkan keberhasilan dalam melakukan deteksi dini postpartum blues.